Cara Membuat Jurnal Ilmiah Tanpa Penelitian
Daftar Isi
![]() |
Cara Membuat Jurnal |
Siapa bilang membuat jurnal ilmiah itu harus ribet dan selalu melibatkan penelitian lapangan, eksperimen laboratorium, atau survei yang bikin mata juling? Tenang, Bro & Sis akademik, ternyata kita bisa banget kok membuat jurnal ilmiah tanpa penelitian. Gimana caranya? Nah, artikel ini bakal jadi sahabat kamu buat ngebahasnya secara lengkap, santai, tapi tetap padat ilmunya. Yuk, kita bongkar satu per satu!
Apa Itu Jurnal Ilmiah Tanpa Penelitian dan Kenapa Penting?
Oke, sebelum kita nyemplung ke cara membuat jurnal, kita perlu kenalan dulu sama apa sih itu jurnal ilmiah tanpa penelitian. Jadi gini, biasanya yang kebayang saat dengar "jurnal ilmiah" adalah hasil eksperimen, observasi, atau wawancara. Tapi ternyata, ada juga lho jenis jurnal yang isinya bukan hasil riset primer. Jurnal ini biasanya berbentuk kajian pustaka, review jurnal, atau artikel konseptual yang membahas teori-teori atau ide-ide tertentu dari berbagai sumber.
Contohnya? Misalnya kamu bikin review literatur tentang tren teknologi pendidikan, atau menulis analisis teoretis tentang ekonomi digital berbasis syariah, atau kamu menyusun opini akademik tentang etika penggunaan AI di ruang kelas. Itu semua bisa kamu masukkan ke dalam bentuk jurnal ilmiah. Alias, tetap ilmiah walaupun nggak pakai survei atau laboratorium.
Nah, kenapa ini penting? Karena banyak dari kita, terutama mahasiswa atau dosen pemula, sering kehalang bikin jurnal gara-gara belum punya data primer. Padahal, banyak jurnal ilmiah bereputasi yang membuka ruang untuk artikel ilmiah berbasis teori, termasuk jurnal di Scopus atau SINTA. Jadi, jangan takut untuk mulai menulis jurnal meski belum terjun langsung ke lapangan.
Langkah-langkah Membuat Jurnal Ilmiah Tanpa Penelitian
Sekarang kita masuk ke bagian seru: gimana sih caranya membuat jurnal ilmiah tanpa penelitian? Yuk ikuti langkah-langkah berikut.
1. Tentukan Topik yang Relevan dan Bernilai
Langkah awal dalam menyusun atau membuat jurnal tentu aja milih topik yang tepat. Nggak usah aneh-aneh, pilih aja topik yang:
- Sesuai dengan minat atau bidang keilmuan kamu
- Lagi hangat dibahas atau punya urgensi
- Banyak tersedia referensi jurnal atau literatur pendukungnya
Topik yang bagus bakal mempermudah kamu dalam menulis jurnal ilmiah, terutama karena kamu akan menyusun argumen berdasarkan literatur yang ada.
2. Kumpulkan Literatur dari Sumber Terpercaya
Karena kamu nggak melakukan penelitian, sumber tulisan kamu akan sepenuhnya datang dari literatur. Ini saatnya kamu bersahabat erat dengan Google Scholar, Mendeley, dan Zotero.
Jangan lupa:
- Pastikan sumber dari jurnal yang kredibel dan bereputasi.
- Gunakan teknik kutipan ilmiah dan parafrase yang benar.
- Hindari plagiarisme — baik yang disengaja maupun nggak sengaja.
Di sinilah kamu mulai menyusun daftar pustaka, yang nantinya bakal kamu tampilkan di akhir artikel.
3. Susun Kerangka Tulisan
Jangan langsung ngetik! Coba bikin dulu kerangka buat merancang jurnal ilmiah kamu. Mulailah dari bagian:
- Abstrak jurnal
- Pendahuluan
- Tinjauan pustaka
- Pembahasan
- Kesimpulan dan saran
Dengan kerangka ini, kamu nggak akan nyasar ke mana-mana. Proses membuat jurnal ilmiah jadi lebih terarah dan efisien.
4. Tulis Draf Pertama dengan Gaya Akademik
Setelah kerangka jadi, saatnya kamu menulis jurnal versi pertama. Gunakan template jurnal dari jurnal tujuan kamu, biasanya tersedia di situs mereka.
Tips penting:
- Gunakan bahasa formal dan akademik
- Tulis dengan struktur logis dan alur yang enak dibaca
- Jangan lupakan DOI, impact factor, atau sistem peer review kalau kamu mau submit ke jurnal bereputasi
5. Cek Format, Plagiarisme, dan Simpan dengan Rapi
Sebelum disubmit:
- Cek ulang format sesuai ketentuan
- Pastikan semua kutipan ilmiah tercantum dengan benar
- Jalankan dokumen kamu lewat Turnitin untuk cek orisinalitas jurnal kamu
Kalau semua udah oke, kamu tinggal submit deh. Boleh ke jurnal open access, ke repository kampus, atau ke jurnal-jurnal akademik yang menerima artikel tanpa penelitian lapangan.
Struktur Wajib Jurnal Ilmiah Tanpa Penelitian
Bagian ini penting banget karena banyak yang nyangkut saat bikin jurnal justru gara-gara nggak ngerti struktur dasarnya. Yuk, kita bedah satu-satu bagian jurnal ilmiah yang biasanya juga jadi bagian dari template jurnal.
1. Judul dan Abstrak
Judul adalah wajah dari jurnal kamu. Buat judul yang jelas, spesifik, dan mengandung kata kunci utama. Hindari judul yang terlalu umum atau terlalu puitis. Misalnya:
"Analisis Pemikiran Paulo Freire dalam Konteks Pendidikan Digital di Indonesia: Sebuah Kajian Literatur"
Abstrak harus ringkas, sekitar 150–250 kata. Isinya mencakup:
- Latar belakang
- Tujuan penulisan
- Metodologi (kajian literatur)
- Temuan atau insight utama
- Kesimpulan
2. Pendahuluan
Ini bagian buat menarik perhatian pembaca. Bahas:
- Kenapa topik kamu penting dibahas sekarang?
- Apa gap atau masalah yang ada dalam literatur?
- Apa tujuan kamu membuat jurnal ini?
Jangan lupa selipkan referensi jurnal yang relevan sebagai pengantar.
3. Tinjauan Pustaka
Nah ini bagian utama untuk jurnal tanpa penelitian. Di sini kamu menyusun teori, membandingkan literatur, dan menyusun argumen. Tips:
- Gunakan kutipan dari jurnal bereputasi
- Jangan hanya merangkum, tapi juga menganalisis dan mengkritisi
- Tampilkan berbagai sudut pandang untuk memperkaya isi
Bagian ini juga bisa disebut sebagai bagian yang menggambarkan kamu sedang menyusun jurnal ilmiah berbasis kajian pustaka.
4. Pembahasan
Di sinilah kamu menulis hasil pemikiran kamu. Kamu bisa:
- Menarik benang merah dari teori-teori
- Mengaitkan dengan konteks Indonesia atau global
- Mengkritisi pendekatan yang ada
- Menawarkan alternatif solusi
Tunjukkan bahwa kamu bukan cuma menyalin, tapi juga mengembangkan jurnal ilmiah dari literatur yang ada.
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan bukan sekadar mengulang isi. Tapi:
- Menyajikan ringkasan ide utama
- Menegaskan kontribusi artikel kamu
- Memberikan saran untuk pembaca atau peneliti selanjutnya
Misalnya: “Tulisan ini menunjukkan bahwa integrasi nilai-nilai lokal dalam pembelajaran daring masih minim dibahas secara komprehensif dalam literatur. Ke depan, dibutuhkan kajian lebih lanjut yang mengombinasikan pendekatan etnopedagogi dan digitalisasi pendidikan.”
Tips Publikasi dan Kesalahan Umum Saat Membuat Jurnal
Kalau udah sampai sini, berarti kamu udah punya draf jurnal ilmiah. Tapi eits, jangan langsung submit ya! Perhatikan beberapa hal penting ini.
Kesalahan Umum Saat Menulis Jurnal Ilmiah Tanpa Penelitian
- Format penulisan jurnal nggak sesuai template
- Kutipan nggak lengkap atau asal comot
- Artikel terlalu deskriptif, nggak ada argumen atau analisis
- Judul nggak mencerminkan isi
- Gagal paham soal sistem peer review jurnal tujuan
- Sumber referensi dari blog atau situs tidak kredibel
- Plagiarisme karena salah parafrase
Makanya penting banget untuk pakai tools kayak Turnitin, Mendeley, atau Zotero sejak awal agar kamu terbiasa mencatat dan menyusun sumber dengan rapi.
Tips Publikasi Jurnal Ilmiah (Tanpa Stres!)
- Pilih jurnal open access yang sesuai bidang kamu
- Baca dan pahami author guideline jurnal tujuan
- Gunakan template jurnal resmi dari situs jurnal
- Masukkan semua keyword penting seperti:
- cara membuat jurnal ilmiah
- contoh membuat jurnal
- panduan menyusun jurnal
- tutorial menulis jurnal ilmiah
- Jangan ragu minta feedback dari dosen pembimbing atau teman
Bikin jurnal itu bukan ajang pamer riset gede-gedean, tapi ajang buat menyampaikan gagasan dengan rapi, terstruktur, dan berbasis sumber yang sahih. Bahkan, jurnal berbasis pustaka bisa lebih powerful kalau disusun dengan analisis yang tajam dan perspektif baru.
Nah, sekarang kamu tahu kan kalau membuat jurnal ilmiah tanpa penelitian itu bukan hal mustahil? Bahkan bisa jadi langkah awal kamu untuk terjun ke dunia akademik tanpa harus stres ngurus data primer. Dengan niat yang tulus, referensi yang kredibel, serta pemahaman struktur yang tepat, kamu bisa banget bikin jurnal yang layak terbit di jurnal ilmiah bereputasi.
Mulailah dari apa yang kamu pahami. Ambil teori, bahas secara mendalam, susun dengan gaya akademik, dan kirimkan ke jurnal tujuan. Siapa tahu, tulisan kamu jadi rujukan buat orang lain.
Jadi, yuk mulai sekarang! Jangan nunggu punya laboratorium atau tim riset. Karena yang kamu butuhkan untuk membuat jurnal ilmiah, kadang cuma: laptop, kopi, dan ide yang meledak-ledak!