Cara Mendapatkan Volume Pencarian dari Google Keyword Planner

Daftar Isi
Cara Mendapatkan Volume Pencarian
Mendapatkan Volume Pencarian


Kalau kamu sering ngulik dunia digital marketing, SEO, atau bahkan baru mau belajar nulis artikel yang bisa nongol di halaman satu Google, pasti pernah dengar yang namanya Google Keyword Planner. Alat ini, yang kadang juga disebut Google Keyword Tool atau Google Ads Keyword Planner—sebenarnya disediakan buat bantu para pengiklan di Google Ads, tapi fungsinya jauh lebih luas.

Buat para content writer, blogger, dan praktisi SEO, Google Keyword Planner ini kayak kompas buat tahu ke mana arah nulis konten yang tepat. Kenapa? Karena dari sinilah kita bisa mengetahui volume pencarian dari suatu kata kunci atau keyword. Semakin tinggi volume pencarian keyword, semakin banyak orang yang cari topik tersebut di Google.

Tool riset keyword ini juga bisa kasih data tentang jumlah pencarian bulanan, tingkat persaingan keyword, dan bahkan estimasi biaya iklan kalau kamu mau masang Ads. Jadi nggak cuma buat yang mau beriklan, tapi juga sangat berguna untuk strategi SEO, content marketing, dan optimasi SEO organik.

Dengan kata lain, Google Keyword Planner itu semacam senjata rahasia yang seharusnya dipakai sama siapa pun yang ingin serius menaklukkan search engine.

Manfaat Mengetahui Volume Pencarian Keyword dalam Strategi Konten


Oke, kita udah tahu apa itu Google Keyword Planner. Sekarang, mari kita bahas kenapa mengetahui volume pencarian itu penting banget dalam menyusun strategi konten.

Pertama, kalau kamu tahu jumlah pencarian bulanan suatu kata kunci, kamu bisa mengukur apakah topik itu layak ditulis atau nggak. Misalnya, kamu mau nulis tentang "cara membuat kopi dengan V60", dan ternyata volume pencariannya cuma 10 per bulan. Artinya? Cuma segelintir orang yang benar-benar butuh konten itu.

Sebaliknya, kalau kamu riset dan menemukan bahwa "cara membuat kopi susu kekinian" punya volume pencarian yang tinggi, itu jadi sinyal bagus. Artinya, banyak yang tertarik. Di sinilah kamu mulai bisa main strategi: kamu fokus ke keyword yang banyak dicari orang dan punya potensi mendatangkan trafik ke website kamu.

Frekuensi pencarian atau tingkat pencarian juga penting banget, terutama buat analisa keyword kompetitor. Kamu bisa bandingin keyword yang kamu incar sama yang mereka pakai. Ini juga masuk dalam riset kata kunci lanjutan, di mana kamu bisa tahu seberapa berat persaingan dan bagaimana membuat konten yang lebih menonjol.

Dengan memahami data pencarian keyword, kamu bisa menyesuaikan gaya penulisan, angle konten, bahkan jenis kontennya (apakah artikel, video, infografis, dll). Jadi ini bukan cuma soal kata-kata, tapi juga soal memahami kebutuhan audiens kamu.

Cara Menggunakan Google Keyword Planner untuk Mengetahui Volume Pencarian

Sekarang kita masuk ke bagian paling praktikal. Gimana sih cara menggunakan Google Keyword Planner untuk mengetahui volume pencarian? Santai, kita bahas step by step supaya kamu bisa langsung praktik.

1 – Masuk ke Google Keyword Planner


Pertama-tama, kamu harus punya akun Google. Lalu buka Google Ads (ads.google.com) dan login. Nah, biasanya Google akan ngajakin kamu bikin iklan dulu. Tapi tenang, ada trik rahasia nih: klik “Beralih ke Mode Pakar” atau “Switch to Expert Mode”, lalu pilih “Buat akun tanpa kampanye” atau “Create an account without a campaign”.

Dengan langkah itu, kamu bisa langsung masuk ke dashboard Google Ads dan mengakses Google Keyword Planner tanpa harus pasang iklan sama sekali. Jadi, ya, ini bisa dibilang tool keyword gratis dari Google.

Fitur ini sangat cocok untuk pemula karena antarmukanya simple dan mudah dimengerti. Bahkan kalau kamu belum pernah pakai tool riset keyword sekalipun, kamu nggak akan kebingungan. Jadi, jangan takut mencoba.

2 – Riset Kata Kunci Menggunakan Fitur ‘Discover New Keywords’


Setelah masuk ke Google Keyword Planner, kamu akan melihat dua pilihan: “Discover new keywords” dan “Get search volume and forecasts”. Pilih yang pertama ya, karena kita mau cari ide keyword sekaligus tahu volume pencariannya.

Masukkan kata kunci awal (disebut seed keyword), misalnya “sepatu lari”. Google akan munculin ratusan saran keyword turunan lengkap dengan data penting seperti volume pencarian bulanan, tingkat persaingan, dan bahkan tren bulanan.

Kamu bisa melihat data pencarian seperti ini:
  • Keyword: sepatu lari terbaik
  • Volume pencarian: 18.000/bulan
  • Persaingan: Medium
  • Biaya klik (CPC): Rp 1.500
Nah, dari sini kamu bisa tahu mana keyword yang punya potensi trafik besar dan bisa jadi bahan konten blog atau website kamu. Cara ini cocok banget buat blogger, content creator, atau bahkan pebisnis online yang mau tahu keyword yang banyak dicari.

3 – Analisa dan Pilih Keyword yang Punya Potensi Trafik


Setelah mendapatkan daftar panjang keyword, jangan asal comot. Perlu proses analisa. Pertama, lihat volume pencarian. Pilih keyword dengan volume yang cukup tinggi tapi persaingannya masih rendah sampai sedang. Ini penting biar konten kamu lebih gampang naik di hasil pencarian.

Gunakan filter untuk menyortir berdasarkan jumlah pencarian dan tingkat persaingan. Kamu juga bisa ekspor data ke Excel untuk analisa lanjutan. Misalnya, kamu bandingkan antara "sepatu lari pria" dan "sepatu lari terbaik untuk pemula". Mana yang lebih punya potensi?

Kalau kamu blogger, kamu bisa pakai keyword planner untuk blog sebagai fondasi editorial plan kamu. Masukkan semua hasil analisa keyword ke dalam kalender konten supaya setiap artikel punya arah yang jelas.

Tips Optimasi Penggunaan Keyword Berdasarkan Data Volume Pencarian


Nah, setelah kamu dapat data volume pencarian, langkah selanjutnya adalah bagaimana memanfaatkannya dengan maksimal. Di sinilah seni penggunaan keyword mulai bermain.

Pertama, jangan hanya fokus pada keyword utama. Masukkan juga long-tail keyword dan keyword turunan dalam artikel kamu. Misalnya, kalau keyword utama kamu adalah "cara membuat kopi", kamu bisa sisipkan keyword turunan seperti "cara membuat kopi kekinian di rumah" atau "cara membuat kopi tanpa mesin espresso".

Kedua, gunakan sinonim atau variasi kata biar artikel kamu nggak monoton. Gunakan juga keyword seperti "jumlah pencarian keyword", "cek volume pencarian kata kunci gratis", atau "cara mengetahui jumlah pencarian di Google" di bagian-bagian penting seperti heading, subheading, dan meta description.

Ketiga, hindari keyword stuffing. Google sekarang udah pintar. Mereka lebih suka artikel yang alami, yang menjawab pertanyaan pengguna, bukan yang cuma tumpuk-tumpuk kata kunci. Jadi pakai keyword dengan alami dan mengalir.

Keempat, buat konten berbasis data. Misalnya, kalau kamu tahu dari Google Keyword Planner bahwa "cara membuat website gratis" punya volume pencarian tinggi, maka buat artikel yang betul-betul membahas topik itu secara lengkap. Tambahkan juga FAQ dan ilustrasi biar makin menarik.

Terakhir, pastikan kamu rutin melakukan riset keyword. Trend pencarian bisa berubah. Yang hari ini ramai, belum tentu bulan depan masih dicari. Jadi tetap update dan gunakan keyword planner untuk mengecek perkembangan volume pencarian keyword dari waktu ke waktu.


Mengetahui cara mendapatkan volume pencarian dari Google Keyword Planner adalah langkah awal menuju konten yang powerful. Dengan menggunakan alat riset kata kunci ini, kamu bisa menyusun strategi SEO yang lebih tajam, menulis artikel yang lebih relevan, dan tentu saja—menjangkau lebih banyak pembaca.

Jangan remehkan kekuatan data pencarian keyword. Dengan memahami apa yang orang cari, kamu nggak cuma bikin konten yang bagus, tapi juga konten yang dibutuhkan. Dan percayalah, di dunia digital yang serba cepat ini, relevansi adalah kunci.

Jadi yuk, langsung praktik. Buka Google Keyword Planner, cari tahu apa yang banyak dicari orang, dan jadikan itu bahan bakar untuk konten kamu. Selamat bereksperimen, semoga artikel kamu naik ke halaman satu Google!.